Dinas Pendidikan Jabar Gelar Simulasi PPDB SMA Sederajat

oleh -1,868 views

BANDUNG – Dinas Pendidikan Jawa Barat menggelar simulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di beberapa sekolah, termasuk SMA Negeri 2 Bandung di Jalan Cihampelas Kota Bandung, untuk mempraktikkan prosedur operasional standar penerimaan peserta didik ke dinas-dinas pendidikan tingkat kabupaten/kota.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dewi Sartika, nantinya kepala-kepala dinas pendidikan tingkat kabupaten/kota wajib mengedukasi seluruh kepala sekolah sekolah di wilayahya untuk menjalankan PPBD sesuai dengan regulasi dan prosedur operasional standar yang ditetapkan.

“Simulasi ini bisa menjadi model dan bisa dilihat oleh Kepala Sekolah dan Kepala Disdik tingkat kabupaten/kota supaya ini bisa ditularkan ke sekolah-sekolah yang lain,” katanya.

Dalam simulasi pendaftaran siswa baru, Dewi Sartika berperan sebagai orang tua siswa yang mengikuti beberapa tahapan prosedur pendaftaran peserta didik sampai selesai.

Pertama, dia mengambil nomor antrean untuk pengecekan berkas-berkas. Petugas PPDB dari sekolah bersangkutan kemudian akan memeriksa dan memastikan semua persyaratan ada dalam berkas.

Setelah itu, orang tua siswa dan petugas PPDB akan menentukan titik koordinat atau jarak rumah ke sekolah bersangkutan. Jika titik koordinat telah ditentukan, orang tua siswa dan petugas wajib membuat kesepakatan lebih dulu sebelum memasukkan data pendaftaran ke dalam sistem.

Kemudian, orang tua siswa kembali mengambil nomor antrean untuk memasukkan data secara daring. Orang tua siswa selanjutnya memilih jalur mana yang akan ditempuh, jalur zonasi, jalur prestasi, atau jalur perpindahan. Jika orang tua siswa sudah selesai mengisi data secara daring, mereka akan diberi bukti pendaftaran.

Setelah itu, orang tua siswa tinggal menunggu hasil PPDB pada 29 Juni 2019. Mesti digarisbawahi, setiap jalur mempunyai syarat dan ketentuan, serta persentase penerimaan yang berbeda-beda.

“Persentase jalur zonasi itu 90 persen. Dari 90 persen itu, 20 persennya untuk jalur KETM (Keluarga Ekonomi Tidak Mampu), 15 persen untuk jalur zonasi kombinasi yang menggabungkan jarak dan hasil UN. Jadi, 55 persennya jalur zonasi murni. Sisanya, lima persen jalur prestasi dan lima persen jalur perpindahan,” kata Dewi Sartika.

Dewi Sartika memastikan dinas sudah menyiapkan PPDB dengan sebaik-baiknya, mulai dari kesiapan sumber daya manusia sampai sarana. Namun dia tidak menampik bahwa dalam hal ini masih ada kendala karena belum semua orang tua siswa memahami prosedur PPDB.***/ant

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *