Jabarpos.com. Bandung – Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok yang sudah sukses menjadi kampung percontohan dan terkenal sampai mancanegara. Mempunyai kisah yang menarik dalam proses perubahannya dari kampung dago pojok yang dulunya kumuh menjadi kampung wisata. Minggu,(29/7/2018).
Wisata Kreatif Dago Pojok digagas oleh seorang seniman bernama Rahmat Jabaril. Ia berupaya mengembalikan tradisi-tradisi kebudayaan di Kota Bandung yang mulai terkikis semenjak era reformasi Tahun 1998, melalui gagasannya untuk membuat sebuah Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok.
Rahmat Jabaril mengatakan, Kebudayaan di Kota Bandung sebelum era reformasi tahun 1970 hingga 1980an, masih terasa kental mulai dari budaya sosial hingga budaya yang dimediakan dalam bentuk sebuah kesenian-kesenian di Kota Bandung.
Rahmat mengungkapkan pertumbuhan di Kota-kota besar menyisihkan aspek-aspek historikal sehingga menjadikan Kota terbagi dua bagian yaitu daerah Superblok dan Kampung Kota (Miskin Kota) dan hal tersebut merupakan sebuah ketimpangan yang nyata terlihat di Kota Bandung.
“Superblok, seperti mall apartemen, hotel-hotel, perumahan itu masuk kategori super blok. Kampung kota itu adalah kampung-kampung yang dulu beriringan bersama lahirnya kota ini gitu loh. Kota ini dulu yang ada hanya alun-alun pusat pemerintahan dan dikelilingi oleh kampung-kampung nah sekarang kampung-kampung itu pelan-pelan mulai hilang,” ucapnya kepada Jabarpos.com.
Atas dasar tersebutlah Rahmat Jabaril tergugah untuk menggagas sebuah Kampung Wisata Kreatif untuk membuktikan jika masyarakat kampung kota mampu tumbuh secara mandiri tanpa meninggalkan Kebudayaannya.
“Dago pojok terkenalnya itu komplek perumahan batan, perumahan kampung padi. Dago Pojoknya tidak ada itu tertutup oleh nama-nama perumahan. Kalo sekarang kan nanya dago pojok itu di kampung kreatif nah kita melakukannya dengan cara itu,” ujarnya.
Rahmat Jabaril menggugah kesadaran masyarakat Kampung Kota di Dago Pojok melalui proses yang panjang hingga enam tahun lamanya.
“Saya proses advokasi ke masyarakat itu dari tahun 2003 sampai tahun 2009 akhir. Itu merupakan proses yang sangat panjang,” bebernya.
Pada tahun 2010 Rahmat Jabaril berhasil menggugah kesadaran warga dan mulai menata kampung dago pojok yang dulunya kumuh menjadi Kampung Wisata dimulai dengan Mural (melukis dinding) kampung. Akhirnya pada tanggal 28 Oktober tahun 2011 Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok diresmikan oleh Wakil Walikota saat itu Ayi Vivananda.
Rahmat menuturkan dirinya beserta warga membuat gerakan eksplorasi kampung kota sebagai pusat budaya, pusat pendidikan, dan pusat perekonomian.
“Maka saya ajak kepada masyarakat ayo kita belajar berkesenian terus kita tata dan hias kampungnya supaya orang tertarik dan mau melihat orisinalitas kampung kota sehingga jika banyak wisatawan kan ekonomi masyarakat juga pasti naik,” pungkasnya. (AP/JPC)