“Kiriman Harapan ke Tanah Duka”, Bantuan BRK Syariah untuk Korban Bencana Sumatera

oleh -2 views
“Kiriman Harapan ke Tanah Duka”, Bantuan BRK Syariah untuk Korban Bencana Sumatera

DUMAI – Indonesia kembali berduka setelah 3 daerah di Sumatera — Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh. Intensitas curah hujan yang tinggi membuat daerah itu dilanda banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Jalan putus, jembatan roboh, rumah-rumah warga ambruk, pemukiman terendam lumpur dan hampir seribu korban jiwa meregang nyawa.

Bencana alam ini tentu menyisakan duka bagi mereka yang menjadi korban, termasuk seluruh lapisan masyarakat di daerah yang bertetangga dengan mereka, seperti Riau. Kucuran bantuan mengalir, baik dalam bentuk logistik, dana tenaga dan pikiran. “Pemprov Riau sudah menyumbang masing-masing Rp1 miliar untuk ketiga daerah itu,” kata Plt Gubernur Riau, SF Hariyanto belum lama ini.

Sebagai anggota Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Riau PT Bank Riau Kepri Syariah (Perseroda), bergandeng tangan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau, untuk menyalurkan bantuan logistik bagi korban banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang.

Penyerahan bantuan bertempat di Dermaga Pelabuhan Pangkalan TNI AL Dumai, pada Rabu, 10 Desember 2025. Bantuan logistik itu diangkut dengan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Gilimanuk ke wilayah terdampak.

“Bantuan ini merupakan bagian dari respons kemanusiaan nasional yang melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI Angkatan Laut,” kata Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko BRK Syariah Fajar Restu Febriansyah, yang secara simbolis menyerahkan bantuan tersebut kepada Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Dumai, Abdul Haris.

BRK Syariah merasa rasa bangga atas kolaborasi yang terjalin dalam memberikan dukungan nyata bagi masyarakat terdampak. Bantuan kemanusiaan ini bukan hanya tanggung jawab institusi keuangan, melainkan juga amanah moral.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan data korban banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Per Selasa, 9 Desmeber 2025 pukul 09.00 WIB, sebanyak 962 orang meninggal dunia, sementara 291 lainnya masih hilang.

Data tersebut diperoleh melalui dashboard resmi rekapitulasi terdampak bencana. Kabupaten Agam tercatat sebagai wilayah dengan korban meninggal terbanyak, yakni 180 jiwa. Menyusul kemudian Aceh Utara dengan 138 jiwa, Tapanuli Tengah 110 jiwa, dan Tapanuli Selatan 85 jiwa.

Memasuki hampir dua pekan pascabencana, jumlah korban luka masih berada pada angka sekitar 5.000 orang. Sementara itu, jumlah pengungsi terus meningkat. Aceh Utara menjadi daerah dengan pengungsi tertinggi, mencapai lebih dari 299.000 jiwa. Aceh Tamiang mencatat lebih dari 262.000 pengungsi, dan Aceh Timur lebih dari 238.000 jiwa.

Selain menimbulkan korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur. BNPB mencatat 425 rumah ibadah, 199 fasilitas kesehatan, dan 234 gedung atau kantor mengalami kerusakan.

Fasilitas pendidikan yang terdampak mencapai 534 unit, sedangkan 497 jembatan turut rusak. Lebih dari 157.000 rumah warga juga dilaporkan mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat.

Di sisi lain, pemerintah pusat memperkuat penanganan darurat. Presiden RI Prabowo Subianto meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengerahkan tenaga dokter magang (internship) untuk mendukung layanan medis di wilayah terdampak.

Gubernur Riau, SF Hariyanto mengapresiasi semua pihak yang peduli dan terlibat langsung untuk membantu meringankan beban masyarakat di Aceh, Sumbar dan Sumut yang dilanda bencana. Termasuk uluran tangan yang telah dilakukan oleh BRK Syariah.

Menurutnya, bantuan ini bukan untuk memanfaatkan momentum, tapi murni atas dasar kemanusian. “Sekecil apapun bantuan itu pasti sangat berharga bagi mereka yang terkena musibah,” kata SF Hariyanto.

Selain itu, bentuk kolaborasi yang dilakukan dalam menyalurkan bantuan merupakan sebuah keharusan, selain dapat memaksimalkan jumlah, kolaborasi itu merupakan representasi dari semangat gotong royong, bahwa sebesar apapun beban yang dihadapi dapat diselesaikan secara bersama-sama.

Apresiasi kepada BRK Syariah juga disampaikan oleh Kepala OJK Provinsi Riau, Triyoga Laksito. “Ini sebuah inisiatif yang sangat diperlukan dalam situasi seperti ini,” ujarnya. “Kami juga mendorong kepada industri jasa keuangan lainnya, agar kiranya dapat menjalin kolaborasi dan ikut berkontribusi untuk meringankan beban saudara kita yang tertimpa bencana, sekecil apapun itu.”

BRK Syariah menginisiasi gerakan donasi internal sebagai bentuk empati terhadap korban banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera. Program bantuan ini melibatkan seluruh karyawan serta Komunitas Runners BRK Syariah untuk meringankan beban para penyintas.

Penggalangan bantuan mencakup donasi dana dari pegawai, dukungan langsung dari BRK Syariah, serta sumbangan pakaian layak pakai dari Komunitas Runners BRK Syariah. Seluruh bantuan dihimpun dan dikelola secara transparan sebelum disalurkan ke daerah terdampak.

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko BRK Syariah, Fajar Restu Febriansyah, menyampaikan bahwa dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan darurat para penyintas. Ia menegaskan hanya pakaian bersih dan layak pakai yang diterima untuk memastikan bantuan dapat langsung digunakan.

Sebagai respon cepat, BRK Syariah juga menyalurkan berbagai kebutuhan pokok ke wilayah yang terdampak bencana. Bantuan tersebut meliputi tiga ton beras, 25 karton sarden, 300 karton mie instan, 30 karton gula, 50 karton minyak goreng, dan 600 kaleng susu.

Pengiriman logistik dilakukan melalui kegiatan Lanud Roesmin Nurjadin yang mendistribusikan bantuan ke berbagai titik di Sumatera. BRK Syariah bekerja sama dengan pihak terkait agar distribusi berjalan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan di lapangan.

“Kepedulian sosial merupakan bagian penting dari nilai-nilai BRK Syariah sebagai lembaga keuangan daerah yang hadir untuk masyarakat,” katanya.

Bencana ini meninggalkan luka mendalam bagi warga yang terdampak. Karena itu, BRK Syariah berupaya memberikan dukungan nyata melalui bantuan logistik maupun donasi yang dihimpun dari internal perusahaan.

Ia berharap bantuan yang disalurkan dapat meringankan beban penyintas serta membantu percepatan pemulihan di daerah yang terdampak. Menurutnya, semangat gotong royong dan solidaritas menjadi kekuatan penting dalam menghadapi situasi bencana.

Selain memberikan bantuan secara langsung, BRK Syariah juga berpartisipasi dalam penggalangan donasi bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Riau dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda). Kolaborasi lintas lembaga ini bertujuan memperkuat penanganan bencana.

Melalui aksi kemanusiaan ini, BRK Syariah menegaskan kembali komitmennya untuk menjalankan nilai sosial dan kebermanfaatan bagi masyarakat. Lembaga tersebut berharap seluruh bantuan dapat mempercepat proses pemulihan dan memberikan harapan baru bagi warga yang terdampak bencana.***