JABARPOS.COM – Efek El Nino yang melanda Indonesia sejak tahun lalu mulai dirasakan dampaknya di Banten, khususnya pada harga beras.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Statistik Ahli Madya sekaligus Ketua Tim Statistik Distribusi di BPS Provinsi Banten, Bambang Wijonarko, dalam program Mozaik Indonesia, harga beras mengalami penurunan signifikan sejak bulan Maret 2024.
Penurunan ini disebabkan oleh panen raya yang terjadi di Maret dan April, serta tambahan impor beras sebanyak 2 juta ton dari target 3 juta ton.
Namun, meski harga beras sempat turun, El Nino yang terjadi pada tahun 2023 telah mengurangi produksi beras dalam negeri.
Akibatnya, harga beras mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Penurunan harga yang terjadi pada bulan-bulan awal tahun ini tidak menutupi kekurangan produksi yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca ekstrem.
Bambang menjelaskan bahwa Banten mencatat deflasi sebesar 0,52% pada bulan Mei 2024. Ini merupakan deflasi terdalam di Indonesia pada periode tersebut.
“Kondisi ini dipengaruhi oleh penurunan harga bahan pangan seperti daging ayam ras, bawang merah, dan tomat, serta penurunan harga beras,” katanya.
Ia menambahkan bahwa meski harga beras turun, harga daging ayam ras dan komoditas lain seperti emas dan makanan jadi di restoran cenderung tetap tinggi.
Menurut Bambang, inflasi bukan musuh melainkan indikator ekonomi yang sehat jika terkendali.
“Inflasi yang terkendali dapat mendorong produksi dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Namun, inflasi yang tinggi atau deflasi yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada ekonomi,” ujarnya.
BPS mencatat inflasi year-to-date Banten hingga Mei 2024 sebesar 1,35%, masih dalam target pemerintah sebesar 2,5% dengan toleransi plus minus 1%.
Bambang menekankan pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam mengendalikan inflasi.
“Pemerintah telah melakukan berbagai langkah, termasuk operasi pasar dan pasar murah untuk menstabilkan harga. Masyarakat diimbau untuk berbelanja dengan bijak agar tidak memicu kelangkaan dan kepanikan yang dapat mengganggu keseimbangan pasar,” ujarnya.
Pemerintah terus memantau dan mengintervensi pasar untuk menjaga daya beli masyarakat.
Meskipun tantangan seperti El Nino dan kondisi ekonomi global dapat mempengaruhi harga komoditas, langkah-langkah strategis yang dilakukan diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi di Banten.***