BTN Perkuat Keamanan Siber di Tengah Transformasi Digital, Dorong Budaya Melek Teknologi

oleh -12 views
BTN Perkuat Keamanan Siber di Tengah Transformasi Digital, Dorong Budaya Melek Teknologi

JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN terus memperkuat komitmennya dalam menjaga keamanan siber di tengah percepatan transformasi digital. Upaya ini dilakukan dengan membangun budaya digital yang kuat sekaligus memperkuat arsitektur manajemen risiko secara menyeluruh.

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menyampaikan bahwa sejak 2019 BTN telah melakukan berbagai langkah transformasi layanan digital, tak hanya fokus pada teknologi perbankan berbasis KPR, tetapi juga merambah layanan beyond mortgage untuk memberikan pengalaman perbankan digital yang utuh kepada nasabah.

“Kami menyadari bahwa transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tetapi menyangkut tata kelola dan kesiapan sumber daya manusia. Oleh karena itu, kami membangun kerangka manajemen risiko digital yang menyeluruh,” ujar Setiyo dalam Asian Banking & Finance Summit 2025 di Jakarta.

Ia mengungkapkan bahwa perubahan perilaku nasabah di era digital mendorong BTN untuk memperkuat ketahanan terhadap berbagai ancaman digital, termasuk serangan siber, risiko dari pihak ketiga, serta potensi penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI). Data global dari Gartner dan Deloitte menunjukkan bahwa lebih dari 60% bank dunia mengalami insiden siber dalam setahun terakhir, dengan 75% di antaranya melibatkan pihak ketiga atau penyedia layanan cloud.

“Digital risk bukan lagi hanya isu IT, melainkan menjadi tantangan strategis bagi seluruh perusahaan,” tambahnya.

BTN pun merancang kerangka kerja manajemen risiko digital berbasis empat pilar utama; kebijakan dan proses, data dan teknologi, tata kelola organisasi, serta penguatan kapabilitas SDM.

Sejumlah teknologi telah diterapkan BTN untuk mengantisipasi risiko, seperti fraud detection systemdigital verificationcyber threat intelligence, dan sistem pemantauan jaringan real-time (Security Information and Event Management/ SIEM).

Di sisi lain, BTN aktif mengedukasi karyawan dan nasabah melalui program literasi digital, pelatihan daring, dan simulasi serangan siber seperti phishing untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman digital.

BTN juga mulai memanfaatkan AI di sejumlah lini operasional, termasuk di Loan Factory yang mampu menekan kebutuhan tenaga kerja operasional hingga 80% tanpa menurunkan akurasi dan kualitas layanan. Meski begitu, BTN tetap menekankan pentingnya peran manusia dalam proses pengambilan keputusan bernilai tinggi.

“Kami terus menyesuaikan kebijakan dan membangun budaya kerja yang mendukung transformasi digital, sejalan dengan regulasi seperti POJK 29/2022 dan POJK 11/2022 dari OJK terkait keamanan siber dan teknologi informasi,” jelas Setiyo.

Dengan pendekatan menyeluruh ini, BTN optimistis dapat menjaga kesinambungan transformasi digitalnya sekaligus membangun kepercayaan nasabah terhadap sistem perbankan yang aman, andal, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.***