Jabarpos.com. SUMEDANG – Mendengar kata Sumedang, pasti yang terbayang di ingatan adalah salah satu jenis makanan yaitu Tahu, tapi bukan cuma tahu yang kita jumpai kalau berkunjung ke sumedang, selain panorama alamnya indah apalagi saat ini memiliki bendungan jati gede, yang akan menambah destinasi wisata di Kabupaten sumedang.
Sumedang menyimpan cerita pekembangan sejarah, itu terbukti adanya barang barang pusaka dan besejarah seperti yang tersimpan di Musium Geusan Ulun ini. Musium Geusan Ulun Di dirikan sekitar Tahun 1955, lokasinya di pusat kota sekitar 50 meter dari kawasan alun alun Kabupaten Sumedang.
Nama Musium ini di ambil dari nama Raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang yang memerintah dari Tahun 1578 – 1601, beliau adalah Pabu Geusan Ulun, pada awalnya Musium ini bernama, Musium Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) karna pada saat itu pengelolaanya oleh Yayasan Pangeran Sumedang.
Musium Geusan Ulun memiliki beberapa ruangan, bahkan salah satunya adalah kamar yang pernah ditempati Pangeran Kornel, beliau pernah menjabat Bupati Sumedang pada Tahun 1761 – 1765. Nama Kornel berasal dari pangkat yang disandangnya Kolonel. Nama pangeran Kornel lebih terkenal ketimbnang nama aslinya, Raden Djamu Surianagara alias Raden Kusumadinata.
Kalau kita masuk ke dalam kamar tersebut, akan menjumpai sebuah lukisan yang berukuran besar gambarna menceritakan, Pangeran Kornel sedang bersalaman dengan Gubernur Jendral Herman Wiliam Deaendles menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegan keris yang terselip di pingganya, konon katanya itu bentuk penolakan Pangeran Kornel.
Patung Pangeran Kornel bisa kita jumpai di kawasan sebelum Cadas Pangeran,sebelah kiri dari arah Bandung Menuju Sumedang.
Diareal Musium terdapat beberapa bangunan, seperti Gedong Gendeng dulunya amat disukai para pengunjung karna pernah digunakan sebagai tempat penyimpanan Pusaka Utama yang berkaitan dengan hari jadi Kota Sumedang. Pada Tahun 1977, Gedong Pusaka diresmikan dan Pusaka dipindahkan dari Gedong Gendeng ke Gedong Pusaka.
Di Gedong Pusaka,terdapat Mahkota yang pernah digunakan Raja Sumedang dahulu dan masih terjaga keaslianya, terbuat dari Emas murni, ada juga Pusaka Tujuh, terdiri dari tujuh buah pusaka yang berpariasi baik bentuk juga ukurannya, puasaka ini di gunakan raja-raja Sumedang dahulu, tersusun rapi didalam rak kaca.
Gedong Gamelan, tempat menyimpan Gamelan juga alat musik lainya, yang kadang Goongnya berbunyi sendiri pada malam-malam tertentu, menariknya gamelan ini bukan karna bisa berbunyi sendiri, pernah ada kejadian salah satu pengunjung sewaktu mau mengabadikan, dengan latar belakang gamelan tersebut, tombol kameranya mendadak macet, tapi begitu pindak ke lokasi lain kamera tersebut normal kembali.
Gedong Kereta, kita bisa melihat Kereta Naga Paksi dari yang kecil sampai berukuran besar.
Sama persis seperti di kasepuhan Cirebon, sedangkan disana namanya Paksi Naga Liman yang mengandung arti, Paksi artinya Burung, Naga adalah Ular Besar, Liman adalah Gajah, dari arti ini kita bisa lihat dari bentuk Kereta Paksi Naga Liman tersebut, jaman dulu biasanya digunakan untuk pesta Raja-raja yang di tarik oleh manusia, kalau sekarang, digunakan dalam acara hari jadi kota Sumedang dan Kirab Pusaka dan ditarik menggunakan Kuda.
Musium ini memiliki sekitar 300 koleksi, musium ini setiap hari Senin dan Kamis Tutup, bukanya dari jam 08.00 WIB pagi Sampai jam 14.00 WIB siang.
akses ke musium ini sangat mudah, kalau pertama kali ke sumedang semua warga pasti tau keberadaan musiem ini. (AP)