Jabarpos.com. LEMBANG – Pagi itu langit cerah di Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang, sebuah desa di ujung Kabupaten Bandung Barat, matahari menghangatkan tubuh dari udara dingin saat menyuri jalan menuju sebuah kampung Batu Loceng, kawasan tersebut di apit Gunung Manglayang, Gunung Bukit Tunggul dan Gunung Palasari.
Kampung Batuloceng sebuah perkampungan dimana sebagian penduduknya masih melaksanakan adat taradisi leluhurnya, rumah-rumahnyapun masih banyak rumah panggung, ber alaskan papan, berbilik bambu bahkan untuk memasak masih menggunakan Tungku dengan kayu bakar.
Penduduknya kebanyakan sebagai petani sayuran dan peternak sapi perah.
Nama kampung Batu Loceng, berasal dari salah satu situs yang dilindungi pusat kepurbakalaan Jawa Barat merupakan Cagar Alam yang dilindungi.
Batu Loceng menyerupai sebuah lonceng, ukuranya lumayan besar tingi sekitar 60 centi meter dan berdiameter sekitar 30 senti meter, sedangkan beratnya tidakbisa di pastikan berapa.
Karna diyakini penduduk setempat bahwa batu tersebut memiliki kekuatan magis bagi yang meyakininya, selain batu loceng di tempat yang sama ada juga Batu Kujang yang menyerupai gagang Kujang berukuran lebar sekitar 40 senti meter tinggi 80 senti meter, salah satu pusaka kebanggaan bangsa Sunda, seperti menancap ke tanah.
Kalau mau mengujungi ke situs Batu loceng, harus se ijin Abah Maman (65 Tahun) seorang kuncen yang merawat dan menjaga juga menjelaskan asal usul tempat tersebut.
Akses menuju situs Batu Loceng sangat mudah,cukup berjalan kaki pemukiman penduduk melewati kebun pertanian milik warga, tempatnya berada di atas kampung tersebut berbatasan dengan perhutani.
Yang datang ke sana beragam ada pelajar Mahasiswa untuk penelitian, ada juga warga biasa sekedar pingin tau ada juga yang datang karna punya keinginan tertentu. (AP)
