JABARPOS.COM – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat adanya perubahan permintaan pasar dari susu bubuk dan kental manis ke susu cair seperti ultra high temperature processing (UHT) dan pasteurisasi.
“Terjadi perubahan demand di pasar, dari susu bubuk dan susu kental manis, menjadi susu cair seperti UHT dan pasteurisasi dalam beberapa tahun terakhir,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Kemenperin mencatat, saat ini produksi terbesar di industri pengolahan susu didominasi oleh susu cair dan krim yang mencapai 49 persen, sedangkan susu kental manis 17 persen, dan susu bubuk 17,5 persen.
Meski ada perubahan permintaan pasar, sektor pengolahan susu tetap memberikan kontribusi besar pada devisa negara. Investasi sektor ini pada tahun 2023 mencapai Rp23,4 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 37 ribu orang.
Selain itu, kinerja industri pengolahan susu dalam negeri didukung oleh 88 pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 4,64 juta ton per tahun.
“Ini menunjukkan bahwa bisnis di sektor industri pengolahan susu masih cukup prospektif sekaligus mencerminkan Indonesia sebagai negara tujuan utama investasi karena terciptanya iklim usaha yang kondusif dengan berbagai kebijakan yang probisnis,” tambah Putu.
Putu optimistis kinerja industri pengolahan susu akan semakin meningkat seiring dengan naiknya pendapatan per kapita masyarakat dan pertumbuhan kelas menengah. Ia juga menilai transformasi gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat akan meningkatkan konsumsi produk susu olahan, sehingga potensi besar dari sektor ini dapat dimanfaatkan secara optimal.